ul#list-nav { list-style:none; margin:20px; padding:0; width:525px } ul#list-nav li { display:inline } ul#list-nav li a { text-decoration:none; padding:5px 0; width:100px; background:#FF0099; color:#eee; float:left; text-align:center; border-left:1px solid #fff; -moz-border-radius: 5px; } ul#list-nav li a:hover { background:#FF6699; color:#000 -moz-border-radius: 5px; }

Isnin, 18 Mei 2015

Membedah Sejarah Syi’ah di Nusantara (1)


syiah-indonesia-asyuro
Oleh: Beggy R., (Pegiat Jejak Islam untuk Bangsa)
MEMBICARAKAN sejarah Syiah di Nusantara, tak bisa lepas dari pembahasan masuknya Islam ke Nusantara. Sebuah perjalanan panjang merentang hingga lebih dari seribu tahun silam. Silang pendapat diantara para peneliti, mewarnai penulisan sejarah masuknya Islam ke nusantara.
Silang pendapat ini bahkan dibumbui oleh motif-motif politis dibalik penulisan sejarah masuknya Islam ke Nusantara. Pembahasan tidak hanya berhenti disitu, setelah meninjau masuknya Islam ke Nusantara, persoalan kemudian bergeser, dari ‘masuk’, menuju ‘siapa’ yang membawa Islam ke Nusantara? Lalu bergerak lagi mengenai bagaimana berkembangnya Islam di Nusantara. Dari sini lalu bercabang pertanyaan menuju kepada Kerajaan Islam apakah yang pertama berdiri di nusantara?
Masuknya Islam ke Nusantara.
Sejumlah teori mewarnai tentang masuknya Islam ke Nusantara. Teori Anak Benua India merupakan yang digaungkan oleh Pijnappel dan Hurgronje. Pijnappel berpendapat bahwa Gujarat dan Malabar menjadi asal mula penyebar Islam di Nusantara. Sedangkan Snouck Hurgronje menyatakan bahwa penyebaran Islam di nusantara dilakukan oleh muslim Deccan. Namun Hurgronje tidak menyebut pasti bagian selatan India yang ia maksud. Mereka adalah para pedagang yang menyebarkan Islam di abad ke 12. Kesamaan mahzab Syafi’I menjadi salah satu penguat argumen mereka.[i]
Teori Gujarat ini juga di dukung oleh Moquette yang mendasarkan pendapatnya dari sebuah nisan Malik Al Shalih di Pasai (Aceh), khususnya yang bertanggal 27 September 1297 M. Moquette berpendapat bahwa batu nisan ini mirip dengan batu nisan lain di Jawa, seperti di makam Maulana Malik Ibrahim (w. 822/1419). Ia menyatakan bahwa batu nisan ini diimpor dari Gujarat. Namun pendapat ini dibantah oleh S.Q Fatimi. Menurutnya,batu nisan Malik Al Shalih berbeda dengan batu nisan asal Gujarat yang ditemukan ditempat lain di Sumatera dan Jawa. Batu nisan Malik Al Shalih lebih condong kepada batu nisan di Bengal. Dan Fatimi pun mengkritik teori batu nisan yang sepertinya mengabaikan batu nisan Siti Fatimah di Leran, Jawa Timur, yang bertanggal lebih tua, yaitu (475 H/ 1082 M). Namun Fatimi yang menyatakan Muslim Bengal sebagai asal mula penyebar Islam tampaknya melewatkan faktor mahzab. Faktanya, di Bengal mayortias muslimnya bermahzab Hanafi. Bagaimanapun teori Gujarat di yakini oleh banyak peneliti, seperti Winstedt, Vlekke, dan Schrieke.[ii] Pendapat ini juga mengabaikan bukti-bukti adanya lalu lintas perdagangan sebelum abad ke 13 di nusantara dari negeri-negeri Islam.[iii]
Keabsahan teori Gujarat semakin goyah dengan kritik yang Marrison. Menurutnya, meski batu-batu nisan tersebut diimpor dari Bengal, atau Gujarat, bukan berarti tempat tersebut menjadi asal mula penyebar Islam di nusantara. Marrison menggoyahkan teori ini dengan merujuk pada fakta bahwa, ketika makam Raja Pasai, Malik As Shalih yang berangka tahun 1297, menunjukkan bahwa Islamisasi di Nusantara telah berjalan. Sementara di benua India, baru setahun kemudian (1298) Cambay (Gujarat), ditaklukkan oleh kekuasaan Muslim. Maka Marrison justru menyebut Islam di nusantara berasal dari Pantai Coromandel pada akhir abad k-13.[iv]
Teori Coromandel ini didukung oleh Thomas W. Arnold dalam bukunyaPreaching of Islam. Menurutnya kesamaan mahzab Syafi’I dan arus perdagangan Malabar dan Pantai Coromandel mendukung pendapat ini. Namun patut ditekankan, Arnold menyatakan bahwa Coromandel dan Malabar bukan satu-satunya asal mula penyebaran Islam di nusantara, melainkan Arabia. Menurutnya pedagang asal arab telah mengenal nusantara sejak abad ke 7 dan ke 8 Masehi.[v]
Buya Hamka menjelaskan dengan menarik, bahwa Coromandel dan Pantai Malabar adalah tempat-tempat persinggahan dari para Pedangang Arab. Orang Arab itu kemudian menetap di Malabar, mengislamkan penduduk, dan melestarikan bahasa Arab. Sebutan Malabar sendiri menurut Buya Hamka, berasal dari bahasa arab Ma’bar, yang berarti ‘tempat lalu’. Tempat singgah orang-orang arab tersebut. Dan bukan saja tempat singgah khusus orang arab, tetapi juga orang-orang dari Nusantara. Di sana, menurut Buya Hamka mengutip Al Mas’udi, diabad ke 10 telah hadir 10 ribu orang yang berasal dari Arab, berbahasa Arab dan memiliki keturunan bergenerasi. Bahkan hingga abad ke 20, orang-orang Malabar tetap mengakui diri mereka orang Arab.[vi]
Orang-orang Nusantara memang tampaknya sudah dikenal orang-orang Arab bahkan sejak masa pra-Islam di Arab. Daerah Fansur di pantai barat Sumatera sebagai penghasil Kapur Barus, dikenal oleh orang-orang Arab. Kata Kapur sendiri oleh orang Arab dikenal dengan ‘Kafur.’[vii]
Bukti-bukti perkenalan Arab dan orang Nusantara lebih kukuh jika kita menyatukan pula pendapat-pendapat dari sumber lain mengenai kehadiran Arab ini. Dalam kitab Ajaib al Hind yang ditulis oleh Buzurg bin Shahriyar tahun 397H/1000M ini, mengisyaratkan eksistensi komunitas muslim lokal di Kerjaaan Hindu-Budha Zabaj (Sriwijaya). Ia meriwayatkan kedatangan pedagang muslim ke Kerajaan Zabaj. Ia menyebut para pedagang Muslim tersebut harus duduk ‘bersila’ ketika menghadap raja. Kata ‘bersila’ menurut Azyumardi Azra pastilah sedikit dari bahasa melayu yang pernah digunakan dalam teks Timur Tengah. Riwayat ini juga mengisyaratkan adanya sejumlah penganut Islam di Kerjaan Zabaj.[viii] Kehadiran komunitas Muslim di Nusantara adalah sesuatu yang lumrah. Mengingat komunitas Muslim sudah berinteraksi dengan Dinasti Cina sejak masa Dinasti Umayyah. Pada masa Dinasti Umayyah sendiri setidaknya terdapat 17 duta Muslim yang dikirim ke Istana Cina. Tentu saja para pedagang Muslim timur tengah ini telah mengetahui pelabuhan-pelabuhan tertentu di Nusantara sebagai tempat persinggahan.
BERSAMBUNG
[i] Drewes, G. 1968. New Light on the Coming of Islam to Indonesia? Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde 124 No. 4.
[ii] Azra, Azyumardi. 2013. Jaringan Ulama timur tengah dan kepulauan nusantara abad XVII dan XVIII. Jakarta : Kencana Prenada Media Group
[iii] Tjandrasasmita, Uka. 2009. Arkeologi Islam Nusantara. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia
[iv] Azra, Azyumardi. 2013.
[v] Arnold, Thomas W. 1913. The Preaching of Islam, A History of the Propagation of the Muslim Faith. London: Constable & Company Ltd.
[vi] Hamka. 1963. Pidato Bandingan Hamka: Masuk dan Berkembangnya Agama Islam di Pesisir Sumatera Utara. Gema Islam No. 31.
[vii] Al Attas, Syed Muhammad Naquib. 2011. Historical Fact and Fiction.Johor Bahru: University Teknologi Malaysia Press.
[viii] Azra, Azyumardi. 2013

Rafidhoh Sebut Ali Lebih Kuat daripada Rasulullah


kuat
“Berkata Hasan Sahasah sesungguhnya Amirul Mukminin jika berjalan dengan Nabi tidak ada seorang pun yang berani mengganggu Nabi. Dan jika beliau berjalan sendirian terkadang diganggu dari belakang oleh seorang budak dengan dilempari batu.”
Telah berkata Hasan Fuhaid sesungguhnya Allah mengambil janji atas diri-Nya bersumpah dengan Arsy-Nya dan berkata tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Aku dan Muhammad Nabi-Ku dan Aku perkuat dan perkokoh dia dengan Ali.
Bantahan pendapat ini:
1. Ini adalah riwayat yang tidak bersandar pada al-Qur’an dan As-Sunnah.
2. Kita ketahui bahwa Rasulullah adlah orang yang paling kuat sampai beliau berpuasa 3 hari secara bersambung sebagaimana dalam hadits Ibnu Umar:
“Ibnu Umar berkata Rasulullah melarang dari puasa wishol (bersambung), para sahabat berkata: ‘Wahai Rasulullah sesungguhnya engkau melakukan wishol? (menyambung puasa). Beliau berkata sesungguhnya aku keadaannya tidak seperti kalian, aku diberi makan dan minum (oleh Allah).”(Muttafaqun ‘alaih)
3. Rasulullah adalah orang yang paling berai da paling kuat sebagimana hadits Anas bin Malik: “Rasulullah adalah orang yang paling berani.”(Muttafaqun ‘alaih)
Dan hadits Anas bin Malik:
“Bahwasannya kami memberitakan bahwa Rasulullah diberi 30 kali kekuatan (manusia).” (HR. Bukhari). []
[Sumber: Bahaya Syiah Rofidhoh bagi Dunia Islam/Karya: Ust. Abu Hazim Muhsin bin Muhammad Bashori/Penerbit: Maktabah Daarul Atsar]

Beginilah Syiah Perlakukan Ulama Sunni

sunni iran
KAUM Syi’ah tak pernah rela atas kehadiran tokoh-tokoh Sunni yang memiliki akidah yang lurus dan murni. Beberapa peristiwa telah dialami para tokoh Sunni di Iran, baik yang terkena hukuman penjara maupun hukuman mati oleh pemerintah Syiah Iran, di antaranya:
1. Dipenjarakannya Mufti Zadeh dan para pendukungnya karena dituduh sebagai Wahabi dan antek Arab Saudi. Padahal, Mufti Zadeh tak pernah sekalipun pergi ke kerajaan Saudi atau memiliki hubungan serius apapun. Sejak dipenjara, tak ada seorang pun tahu keadaan Beliau. Hingga pada tahun 1993, rezim Syiah Khomeini menggantung Mufti Zadeh. Beliau dipenjara gara-gara mengingatkan Khomeini akan janji-janji bohongnya, mengritik dan menasihati mereka, serta Mufti Zadeh tak percaya akan sifat maksum bagi Khomeini.
2. Dipenjarakan dan dibunuhnya Sayyid Bahman Syakuri dengan tuduhan bahwa Syakuri telah mencela kuburan-kuburan suci Syiah. Syakuri juga pernah mengatakan bahwa “Para imam Anda anggap sebagai Nabi adalah tidak benar sama sekali. Para imam Syiah tidak beda dengan orang-orang lain.” Bahkan karena dianggap mengritik Khomeini, Syakuri sampai diseret ke penjara dan kepalanya dibenturkan ke tembok sampai pingsan, lalu ditusuk bayonet sampai gugur.
3. Maulawy Mahyiddin, Direktur Sekolah Agama Sunni di Shaleh Aabad. Beliau dipenjarakan dan kemudian digantung hanya karena tak ingin ikut Pekan Persatuan Islam yang dimodifikasi oleh Syiah dan beliau menjelaskan bagaimana sebenarnya persatuan yang hakiki itu dapat diciptakan. Begitu pula Maulawy Dost Muhammad, seorang ulama Sunni yang dipenjarakan hingga sekarang. Beliau dipenjara hanya karena menulis artikel-artikel yang kemudian diterbitkan di Pakistan yang berisi sanggahan terhadap ajaran Syiah.
Selain yang disebutkan di atas, kaum Syiah Iran jika berjumpa dengan umat Islam di waktu haji atau lainnya, mereka kerap melukiskan Iran layaknya surga dunia dan satu-satunya negeri yang merealisasikan hukum-hukum Islam tanpa diskriminasi.
Iran juga digambarkan sebagai penentang kafir Internasional dan Israel serta menyelamatkan kaum Muslimin dari para penjajah.
Mereka mempropagandakan hal yang muluk-muluk hanya untuk taqiyyah, kebohongan dan penipuan.
[Sumber: Syiah menguak tabir kesesatan dan penghinaannya terhadap Islam/ karya: Drs. Muhammad Thalib/ penerbit: el-Qassam

Selasa, 12 Mac 2013

Penafian Pendapat Bahawa SAI BABA Adalah Jelmaan Dajjal

 



Sai Baba sekarang (Kiri), Sai Baba ketika belasan tahun (Kanan)
Pada hari ini, ramai pembaca-pembaca sudah kenal dengan khabar berita Sai Baba yang dikatakan jelmaan Dajjal. Beberapa pembaca dan pengembara tanpa segan silu telah membenarkan kata masing-masing tanpa merujuk dahulu hadith-hadith sahih dan situasi masa kini. Oleh itu, tidak hairanlah bahawa Sai Baba yang terdapat hanya 30 peratus ciri-ciri fizikal Dajjal telah dianggap sebagai Dajjal.
Siapakah Sai Baba?
Sebelum melangkah lebih jauh, kita lihat dahulu siapakah sebenarnya Sai Baba. Nama sebenar beliau ialah Sathyanarayana Raju telah dilahirkan pada 23 November 1927. Sai Baba berasal dari Selatan India, sebuah kampung yang bernama Puttaparthi yang terletak dalam daerah Anantapur. Semenjak kecil lagi beliau dilihat sebagai budak yang keramat dan amat alim dalam agamanya.
Keajaiban Sai Baba dikatakan bermula sebelum ibunya mengandungkannya. Menurut cerita, sebelum mengandungkannya ibunya telah bermimpi melihat tuhan Hindu yang bernama Sathyanarayana. Easwarrama memberitahu suaminya telah dia telah mengandung selepas bermimpi melihat tuhan. Dia (ibu Sai Baba) juga mendakwa semasa mimpikan Tuhannya, dia telah melihat suatu cahaya biru datang ke arahnya dan bersatu dengan badannya. Maka disebabkan itu, dia menyimpulkan bahawa itu adalah roh pemberian tuhan Hindu ke dalam kandungannya. Selepas kelahirannya juga, orang-orang kampug mendakwa telah melihat beberapa ekor ular tedung (binatang suci orang Hindu) berkeliaran di luar rumah Sai Baba.
Ciri-Ciri Persamaan Sai Baba Dengan Dajjal
  • Berambut kerinting
  • Berbadan besar
  • Berupaya menghidupkan yang mati.(Sai Baba tak berjaya menghidupkan semula adik bongsunya yang mati pada 18 Oktober 2003)
Ciri-Ciri Yang Tiada Pada Sai Baba Tetapi Ada Dalam Hadith
  • Ibunya berbadan besar dan rendah manakala bapanya tinggi lampai dan hidung seperti paruh burung.
  • Kulit mukanya putih kemerah-merahan.
  • Berketurunan Yahudi
  • Berasal dari suatu tempat antara Syam dan Iraq
  • Hanya mata sebelah kiri yang dapat melihat, mata sebelah kanan buta dan agak terhapus termasuk wajah sebelah kanan.
  • Memaksa orang awam mengakuinya sebagai tuhan sedangkan Sai Baba tidak menyatakan hal demekian cuma orang ramai yang beranggapan ia berkuasa sperti tuhan. Namun begitu, tiada orang Hindu yang anggap ia tuhan.
Penafian Bahawa Sai Baba adalah Dajjal
Penafian bahawa Sai Baba bukan Dajjal dapat dilihat pada ibu bapa dan keturunannya sendiri. Ibu bapa Sai Baba tidak kelihatan seperti dalam gambaran hadith malah bukan pula berketurunan Yahudi. Ibu bapa Dajjal yang sebenar telah pun mati sejak sebelum kelahiran Nabi Musa lagi. Selain itu, Sai Baba juga kelihatan semakin tua dan tidak bermaya walaupun ia mendakwa mempunyai kuasa seperti tuhan.
Masyarakat Hindu mungkin mempercayainya sebagai anak tuhan namun ada seorang ahli silap mata terkenal India iaitu Basava Premanand mendakwa Sai Baba menipu dalam ajarannya. Premanand juga memberitahu beliau telah lama mengkaji dan memerhati tindak tanduk Sai Baba sejak tahun 1968 lagi. Laporan berkenaan dakwaan Premanand ini telah dihuraikan panjang lebar dalam majalah “Indian Today” yang diterbitkan pada Disember tahun 2000.
Seperkara yang paling tidak menampakkan ciri-ciri Dajjal ialah Sai Baba tidak berdakwah kepada orang-orang Islam di India. Sedangkan itulah matlamat Dajjal dalam dakwahnya. Dajjal seluruh hidupnya menjadikan Islam sebagai satu target utama untuk dimusnahkan kerana dari kalangan masyarakat Islam akan timbul musuh Dajjal yang utama iaitu Nabi Isa dan Imam Mahdi.
Bukan itu sahaja yang menjadi penafian terhadap Sai Baba sebagai Dajjal ialah Sai Baba memuji pula agama-agama lain dalam laman web rasminya. Sai Baba bersikap bertolak ansur dan tidak memaksa dan tidak pula merendah-rendahkan agama lain. Adakah Dajjal akan bersikap demikian?
“Let the different faiths exist, let them flourish, and let the glory of God be sung in all the languages and in a variety of tunes. That should be the Ideal. Respect the differences between the faiths and recognize them as valid as long as they do not extinguish the flame of unity.”
(Sathiya Sai Baba)
Kesimpulan
Kesimpulannya, Sai Baba bukanlah Dajjal dan Dajjal bukanlah Sai Baba. Penulis langsung tidak bersetuju Dajjal adalah Sai Baba kerana Sai Baba tidak menunjukkan kehebatannya dalam menerbitkan matahari dari Barat. Sai Baba juga hidup lebih dari 70 tahun sedangkan hadith mengatakan Dajjal hanya hidup dikalangan masyarakat setelah ia keluar sekadar 40 hari sahaja. Namun begitu, penulis boleh menerima pendapat sekiranya ada yang mengatakan Sai Baba adlaah bahan ujian Dajjal.
Pendapat itu lebih logik dan penulis sendiri agak terdorong dengan pendapat itu. Dajjal masih melakukan kajian-kajian untuk mencari pilihan terbaik tempat, situasi dan imej untuk dia muncul di tengah-tengah masyarakat. Penulis percaya Sai Baba adalah suatu subjek kajian Dajjal untuk melihat sejauh mana penampilan orang India dalam mempengaruhi masyarakat dunia. Maka tidak hairanlah Sai Baba mempunyai pertubuhan seluruh dunia termasuk Russia dan Eropah. Hairannya di Malaysia tidak ada.
Nampaknya Dajjal tidak akan muncul dikalangan masyarakat India kerana Sai Baba kurang dikenali malah berimej selekeh yang tidak disenangi oleh kebanyakan orang-orang Eropah dan Amerika.

Isnin, 11 Mac 2013

Ajaran Arifin bin Muhamad (Ayah Pin )

 

Tarikh Keputusan:
18 Aug, 2005
Huraian Tajuk/Isu:
Bahawa ajaran Arifin bin Muhamad (Ayah Pin ) ialah ajaran yang menyeleweng
daripada ajaran Islam sebenar , sesat dan syirik kerana ciri-ciri yang menyeleweng seperti yang berikut:
(a) dari aspek akidah-
(i) Ayah Pin sebagai tuhan yang turun dari langit dan kerajaan langit adalah di bawah kekuasaannya;
(ii) Ayah Pin mempunyai kuasa menyembuh segala penyakit dan sebutan namanya boleh menakutkan binatang buas;
(iii) Ayah Pin mendakwa bahawa Mekah,Kaabah dan Air Zam-Zam adalah miliknya dan dibina selepas mendapat wahyu dari langit;
(iv) Ayah Pin mempunyai kuasa menjadikan manusia menjadi batu melalui sumpahannya ,mengetahui perkara ghaib ,boleh
menentukan syurga dan neraka seseorang,mendakwa roh orang yang mati jahat akan dikurung dalam kubah markaz;
(v) menolak berlaku kemusnahan dunia ketika qiamat;
(vi) seseorang Islam itu perlu menjadi kafir dahulu;
(vii) menolak kepentingan mengucapkan dua kalimah syahadah di akhir kematian anak Adam;
(b) dari aspek syariah;
(i) menolak rukun Islam dan hukum syarak"berkaitan dengan Tuhan;
(ii) menolak rukun - rukun Islam termasuk kewajipan sembahyang lima waktu, puasa di dalam bulan Ramadhan, zakat dan ibadah haji.;
(iii) menghalalkan makanan yang diharamkan oleh syarak;
(iv) mengada-adakan hukum syarak"seperti nikah batin;
Keputusan:
Mesyuarat Jawatankuasa Fatwa Negeri Perak yang bersidang pada 18 Ogos 2005 buat kali 167 setelah berbincang dan membahaskan dengan penuh teliti telah mengambil keputusan "Bahawa semua dakwaan di atas mengandungi ajaran, pegangan dan fahaman yang bertentangan dengan akidah dan syariah Islamiah serta boleh mengelirukan dan menyesatkan masyarakat Islam dan dengan ini adalah diharamkan.
Kumpulan Ayah Pin yang berpegang kepada ajaran, pegangan dan fahaman yang didakwa oleh Arifin Muhamad adalah diharamkan.
Oleh itu, orang Islam dilarang mengamalkan ajaran, pegangan dan fahaman kumpulan Ayah Pin, menjadi ahli, mengetuai, memimpin, memberikan ceramah, mengadakan kelas pendidikan dan pembelajaran, mengadakan aktiviti-aktiviti ekonomi, sosial dan aktiviti-aktiviti lain yang bertujuan untuk menghidupkan dan mengembangkan kumpulan ini. Orang Islam juga dilarang memiliki, menyimpan, mencetak, menjual termasuk mengedarkan, risalah dan apa-apa dokumen yang menggunakan sebarang bentuk lambang, rajah atau tanda yang boleh dikaitkan dengan Kumpulan Ayah Pin, menggunakan sebarang bentuk lambang, rajah atau tanda pada mana-mana harta alih atau tak alih yang boleh di kaitkan dengan Kumpulan Ayah Pin.
Sebarang bentuk sokongan dan bantuan kepada Ayah Pin dan / atau pengikut-pengikutnya dilarang dan hendaklah dihentikan serta-merta.
Bahawa orang Islam yang mengamalkan ajaran Arifin bin Mohamad(Ayah Pin) adalah murtad.

MUTAMAHDITH ALBANI

 



SYEIKH AL-WAHHABI AL-MUHANDITH SA’AH AL- ALBANI.

NAMA: Muhammad Nasiruddin Bin Nuh Al-Albani.
TEMPAT LAHIR: Asyqodar Albania.
TAHUN LAHIR: 1912M.
LATAR BELAKANG: Dikatakan dia dihalau dari Kota Albania lantas merantau ke bumi Syam di Dimasyk. Setibanya di Dimasyq, Albani berkerja membaiki jam sambil meninggalkan pengajian agama. Kekadang sahaja mencuba-cuba beri fatwa dan hokum pada Hadith Nabi, kemudian berlakulah pelbagai kecelaruan pada menghukum Hadith Nabi sehingga pada suatu hari Albani mengsahihkan satu Hadith Nabi keesokkannya pula hadith yang sama dihukum sebagai palsu pula. Kepeningan ini hanya terbit dari Al-Muhandith Sa’ah ini sahaja. Kerana itulah kita dapati Wahhabi sendiri menyatakan bahawa ayah kepada Al-Bani ini murka dan marah pada anaknya itu ( Al-Bani Wahhabi) kerana mengatakan sesuatu dalam agama tentang apa yang dijahili.
Sepertimana yang dinyatakan oleh orang-orang Wahhabi sendiri bahawa AlBani ini dipenjara sebanyak dua kali di Dimasq Syria dek memberi hokum yang menyimpang dari Islam sebenar.
Tetapi Albani tetap bertegas dengan akidahnya yang menjisimkan Allah lantas dihalau dari Negara Syiria. Kemudian Albani bertekad untuk menyebarkan agama barunya Al-Wahhabiya ke tanah Jordan.Setibanya di Jordan dia terkenal juga dengan gelaran Mutamahdith dikalangann umat Islam yang membawa erti “Seorang Yang Jahil Ilmu Hadith Tapi Nak Bagi Hukum Pada Hadith”.
Ramai ulama Islam yang menolak fahaman baru Albani ini. Begitu juga Wahhabi pun mengkafirkan Albani. Agak pelik Wahhabi ini kafirkan sesame sendiri.

TARIKH DICABUT NYAWA: 1 Oktober 1999M di Jordan. Dikatakan Kuburnya Dipenuhi Dengan Ular.

PENYELEWENGAN DALAM AQIDAH:- Berakidah Zat Allah Meliputi Alam Seperti Kulit Telur Meliputi Isi Telur.
- Mengkafirkan Umat Islam.
- Menghukum Kafir Terhadap Kesemua Umat Islam Di Palestin.
- Menyokong Yahudi Merampas Tanah Palestian.
- Memperlekehkan Sahabat Nabi.
- Banyak lagi…

PENYELEWENGAN DALAM FEQAH:- Mengharamkan Ambil Wuduk (Lebih Dari Gengaman Tangan)
- Mewajibkan Umat Islam Di Palestian Keluar Dari Palestian.
- Memperlekehkan Isteri Nabi Muhammad.
- Menyamakan Mazhab Hanafi Dengan Kristian Bible.
- Mensahihkan Hadith Yang Dirinya sendiri Telah Menghukum Palsu Sebelumnya.
- Banyak lagi…

http://www.alalbany.net

Syiah; Mengapa Sesat

syiah sesat Syiah; Mengapa Sesat
 
Artikel ini saya kongsikan daripada note facebook sahabat saya. Moga dapat memberi ilmu kepada pembaca sepertimana ianya memberi ilmu kepada saya. Wallahua’lam.
Ajaran Syiah pada hakikatnya adalah satu ajaran yang dirancang dan disusun sekian lama oleh musuh-musuh Islam. Ia merupakan hasil dan buah daripada pokok-pokok beracun yang ditanam oleh musuh-musuh Islam di bumi Islam. Syiah lahir oleh seorang Yahudi yan berpura-ura memeluk Islam bernama Abdullah Bin Saba’.
Siapakah Abdullah Bin Saba’ ?
Abdulah bin Saba’ adalah seorang pendita Yahudi dari Yaman. Berpura-pura masuk Islam (secara nifak) di zaman Khalifah ‘Uthman bin Affan radiallahu ‘anhu. Dialah pereka ajaran Syiah yang ekstrem yang menjadi punca bersemaraknya perpecahan dalam kalangan masyarakat Islam terutama dalam kelompok Syiah itu sendiri. Abdullah bin Saba’ pernah berkata yang ditujukan kepada Khalifah Ali radiallahu ‘anhu: “Engkaulah Allah”. Maka Saiyidina Ali karamallahu wajhah mengisytiharkan bunuh terhadap Abdullah bin Saba’ tetapi ditegah oleh Ibn Abbas. Penyokong Saiyidina Ali karamallahu wajhah membuangnya ke Madain (Ibu Negeri Iran lama).
Abdullah bin Saba’ orang pertama mengkafirkan Abu Bakar, ‘Umar dan ‘Uthman dan tidak mengiktiraf kekhalifahan kecuali hanya dari kalangan Ahli Bait”.[Sila rujuk Usul Mazhabi asy-Syiah al-Imamiyah al-Ithna 'Asyariah. (1/74). ]
Seorang ulama Syiah Muhammad Husin al-Zain pernah memperkatakan tentang Abdullah bin Saba’:
“Abdullah bin Saba’ mengeluarkan qaul (yang sesat), mengajarkan fahaman yang ghalu (keterlaluan)….. dan perbuatannya sangat melampaui batas”. [ Sila rujuk الشيعة فى التاريخ Hlm. 213. Muhammad Husin al-Zain ]
Saad bin Abdullah al-Qumy seorang ulama, pemimpin serta ahli hukum Syiah yang lahir pada 229H mengakui wujudnya Abdullah bin Saba’. Beliau menyebut beberapa nama orang yang berkonspirasi yang digelar sebagai Saba’iyah. Menurut beliau lagi bahawa komplot Saba’iyah adalah firqah pertama dalam Islam yang mengeluarkan perkatan-perkataan yang ghalu (keterlaluan).
Saad bin Abdullah al-Qumy ulama besar Syiah yang masyhur ini telah memastikan bahawa Abdullah bin Saba’ adalah orang yang mengeluarkan perkataan dan menampakkan dirinya mengecam dan menentang Abu Bakar, ‘Umar dan ‘Uthman radiallahu anhum serta tidak mengiktiraf kekhalifahan mereka. [ Sila rujuk Usul Mazhabi asy-Syiah al-Imamiyah al-Ithna 'Asariyah. (1/74). ]
Pegangan Syiah Imamiyah yang ada sekarang adalah berasaskan ideologi dan doktrin sesat Abdullah bin Saba’. Fahaman ini disampaikan (dipelihara) dalam bentuk riwayat hadis yang dinasabkan kepada keluarga Nabi (Ahli Bait) dengan penuh kebohongan tetapi diterima oleh mereka yang jahil.
Walaupun golongan Syiah hari ini menafikan hubungannya dengan ajaran yang dibawa oleh Ibnu Saba‟ dan rakan-rakannya namun penafian itu tidaklah membawa apa-apa erti jika persamaan di antara kedua-duanya diketahui dan diakui oleh umum termasuk pengikut Syiah sendiri. Lihatlah kepada at-Thusi, seorang tokoh ulama‟mutaqaddimin Syiah, beliau dianggap sebagai tokoh yang mendalam ilmunya tentang riwayat dan rijal menuliskan di dalam kitabnya yang dianggap sebagai kitab yang terpenting tentang Rijal Syiah yang dikenali dengan `Rijal Kasyi‟.
Sebahagian ahli ilmu menyebut bahawa Abdullah Ibnu Saba‟ adalah seorang Yahudi yang kemudiannya memeluk Islam dan membela Sayyidina Ali A.S. Semasa beragama Yahudi dia berpendapat Yusya‟ bin Nun merupakan Washi bagi Nabi Musa secara ekstrim. Setelah dia masuk Islam (secara pura-pura), fahaman yang sama dibawakan tentang Ali sebagai Washi bagi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Aalihi Wassallam sepeninggalan Baginda Shallallahu ‘Alaihi Wa Aalihi Wassallam. Dialah orang yang mula-mula mengisytiharkan kewajiban melantik Ali sebagai Imam, menyatakan secara terbuka penentangannya terhadap musuhmusuh Ali dan berlepas diri dari mereka bahkan mengkafirkan mereka. Dari sinilah orang yang menentang Syiah mengatakan punca ajaran Syiah dan Rafidhah ialah Agama Yahudi.
Di antara tokoh-tokoh Syiah yang juga telah menyebutkan perkara yang sama ialah an-Naubakhti dalam “Firaq asy-Syiah” (hal. 43-44), al-Hulli dalam “Kitab al-Rijal” (hal. 469), Mamaqami seorang tokoh ulamak mutaakhir Syiah tentang Rijal dalam kitabnya “Tanqihu al-Maqal” Jilid 2 hal. 184), al-Ustarabadi dalam kitab “Manhaju alMaqal” (hal. 203), Ibnu Abi al-Hadid dalam “Syarah Mahju al-Balaghah” (Jilid 2 hal.309), Syeikh Abbas al-Qummi dalam kitabnya “Tuhfatu al-Ahbab” (hal. 184) dan lainlain.
Di kalangan tokoh-tokoh ahli Sunnah pula yang menyebutkan ajaran Ibnu Saba‟ dan peranannya dalam memecahbelahkan umat Islam ialah Abu Hasan al-Asyaari dalam “Maqalat al-Islamiyin” (Jilid 1 hal. 50), Abdul Qahir al-Baghdadi dalam “al-Farqu Baina al-Firaq” (hal. 233-235), al-Isfiraini dalam “at-Tabsir fi ad-Din” (hal. 108-109), Syahrastani dalam “al-Milal wa an-Nihal” (Jilid 2 hal. 11), at-Tabari dalam “Tarikh alUmam wa al-Muluk” (Jilid 5 hal. 90), Ibnu Kathir dalam “al-Bidayah wa an-Nihayah” (Jilid 7 hal. 167), Hafiz Ibnu Hajar dalam “Lisan al-Mizan” (Jilid 3 hal. 289) dan lainlain. (lihat lampiran no. 2).
Dalam penulisan kali ini, pendedahan akan dibuat akan kesesatan Syiah dari sudut aqidah dan syariat. Penulisan ini adalah berdasarkan KITAB-KITAB SYIAH sendiri. Khususnya Kitab Usul Kahfi oleh Muhammad Bin Yaakub Al Kulaini. Puak Syiah menolak hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim dan kesemua sunan sittah Ahlus Sunnah Wal Jamaah. Bagi Syiah Usul Khafi adalah hadis yang PALING SAHIH. Tetapi pada sudut Ahlus Sunnah Wal Jamaah, kitab tersebut mengandungi hadis palsu ciptaan ulama Syiah.
Dalam kitab-kitab hadis palsu Syiah, mereka banyak berdusta atas nama Saiyidina Ali karamallahu wajhah, Saiyidna Husein ra, Imam Jaafar As Sadiq, Muhammad Al Bair dan lain-lain nasab Saiyida Hussein. Mereka mengatakan kononnya hadis-hadis yang mereka kumpul dalam kitab mereka adalah dari nama-nama yang mereka sebut. Ini adalah suatu FITNAH yang nyata.
1. SYIRIK kepada ALLAH.
1.1 Dari kitab Ushul Kafi karangan Muhammad Bin Yaakub al-Kulaini meriwayatkan :
“Sesungguhnya dunia dan akhirat adalah kepunyaan Imam. Dia boleh meletakkannya di mana dikehendaki dan memberikan kepada sesiapa yang dikehendakinya. Itu adalah satu kebenaran dari pihak Allah kepadanya.”
Berdasarkan Ahlus Sunnah Wal Jamaah, ALLAH berfirman dalam Al Quran Surah Al A’raf ayat 128.
“Sesungguhnya bumi ini kepunyaan ALLAH. Diberikannya kepada sesiapa yang dikehendakinya dari hamba-hamba NYA”.
Dalam kitab Kitab Rijal al-Kasyi, hlm. 211, Syiah meriwayatkan kononnya Saidina Ali R.A. berkata : “Akulah yang awal dan yang akhir, akulah yang zahir dan akulah yang batin, akulah pewaris bumi…
Ini nyata bertentangan dengan Surah Hadid ayat ke 3, ALLAH berfirman :
“DIA (ALLAH) lah yang awal dan akhir, yang zahir dan yang batin”
Dan banyak lagi.
2. At Tahrif fi Al Quran
Syiah beriktiqad bahawa Al-Qur‟an yang ada di tangan umat Islam sekarang sudah diubah, ditokok tambah dan diselewengkan. Di antara ulamak Syiah yang mengakui berlakunya tahrif kepada al-Qur‟an adalah Allamah Husain bin Muhammad Taqiy an-Nuuri at-Thabarsi bilamana beliau menukilkan kata-kata Sayyid Ni’matullah al-Jazaairi di dalam kitabnya Al-Anwar An-Nu’maniyyah yang berbunyi :
“Sesungguhnya tokoh-tokoh Syiah telah sepakat tentang sahihnya hadith-hadith yang sampai ke peringkat mutawaatir yang menunjukkan dengan jelas tentang berlakunya penyelewengan terhadap al-Qur’an.” (Fashlul Khitab Fi Tahrif Kitabi Rabbil Arbab, hlm. 31.)
3. Aqidah al-Imamah dan al-Walayah
Syiah bahawa Imam-Imam dua belas itu dilantik berdasarkan nas dan mereka adalah maksum serta wajib ditaati.
Menurut Ahlus Sunnah Wal Jamaah, HANYA para nabi dan Rasul sahaja yang maksum.
Kepercayaan Imam itu maksum menjadi salah satu rukun iman dan dianggap terpenting dari antara rukun-rukun Islam yang lain. Kepercayaan ini terdapat dalam KESEMUA kitab Syi’ah terutamanya kitab al-Kafi.
Al-Kulaini meriwayatkan dari Fudhail dari Abi Jaafar A.S. Kata beliau : “Islam ditegakkan di atas lima perkara; sembahyang, zakat, puasa, haji dan walayah. Tidak ada satu pun daripada rukun-rukun yang tersebut yang diseru sebagaimana seruan yang diberikan kepada al-Walayah. Lalu manusia mengambil keempat-empatnya dan meninggalkan yang ini, iaitu walayah. (Usul al-kafi, t.t.p.Jilid 2: Intisyarat „ilmiyyah Islamiyyah, hlm. 20.)
4. Aqidah Takfir as-Sahabah
KESEMUA kitab-kitab Syiah yang dianggap muktabar oleh puak Syiah mengatakan para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Aalihi Wassallam telah murtad dan kafir khususnya Saiyidina Abu Bakar As Siddiq ra, Saiyidina Umar Al Khatab ra, Saiyidina Osman bin Affan ra. Maka wajib bagi SEMUA pengikut Syiah, mengkafirkan, melaknat, memaki, mengutuk dan berlepas tangan dari mereka. (Sila rujuk mana-mana kitab Syiah, anda akan menemuinya).
”Semua manusia adalah murtad selepas kewafatan nabi saw kecuali tiga orang. Aku (perawi) bertanya: siapakah yang tiga itu? lalu abu ja’far (muhammad al-baqir) menjawab miqdad al-aswad, abu dzar, dan salman al-farisi…”(Ar-raudhah min al-kafi jilid 8 hlm 246) …. Note : Dalam hadis palsu ini, Syiah Laknatullah berdusta dan memfitnah Abu Ja’far (Muhammad Al Baqir)
Kebanyakan para sahabat adalah munafik tetapi cahaya nifaq mereka tersembunyi di zaman mereka. Tetapi apabila wafat nabi s.a.w ternyatalah cahaya nifaq mereka itu melalui wasiat Nabi SAW dan mereka itu kembali secara mengundur ke belakang, dan karena ini Saidina Ali berkata; “Semua manusia murtad selepas wafat nabi s.a.w kecuali empat orang saja yaitu Salman, Abu Zar, Miqdad dan Ammar, dan perkara ini tidak ada masalah lagi.”(Bihar al-Anwar oleh al-Majlisi juz 27, hal 64-66) …. Note : Hadis palsu ciptaan Syiah Laknatullah.
Ayatollah Khomeini Laknatullah dalam kitabnya Kasyful Asrar hal. 113-114 (cet. Persia) menuduh para shahabat kafir (Shurtani Mutadhadataani oleh Abul Hasan All Al-Hasani An-Nadwi : Aqaidus Syi’ah fii Miizan hal. 85-87 oleh DR Muhammad Kamil Al-Hasyim cet. I th, 1409H/1988M)
5. Ar Raj’ah
Syiah beriktiqad, para Imam akan dibangkitkan sebelum kiamat untuk menuntut bela dan menghukum orang-orang zalim yang telah merampas hak-hak mereka. Kepercayaan ini merupakan perkara yang telah diijmakkan oleh para ulama‟ Syiah. Antaranya Syeikh Mufid menyebutkan:
“Golongan Imamiah sependapat tentang wajibnya raj’ah (kembali) sebahagian besar dari orang-orang mati ke dunia sebelum qiamat.” (Awaailu al-Maqaalat, hlm 52).
6. Syiah Beriktiqad bahawa Ahlus Sunnah Wal Jamaah adalah KAFIR
Syiah beriktiqad golongan Ahli Sunnah yang berpegang dengan ajaran al-Quran dan as-Sunnah sebagai kafir dan lebih dahsyat kekufurannya daripada iblis. Syeikh Mufid berkata : “Golongan Imamiah sepakat bahawa semua pendokong-pendokong bidaah adalah kafir.” (Awaailu al-Maqalat, hlm. 15)
Ibnu Babwaih al-Qummi yang dianggap sebagai Syeikh Shaduq (Syeikh yang sangat benar) berkata : “Orang yang tidak menerima (tidak mempercayai) Imam Ghaib adalah lebih kafir dari iblis.” (Ikmalu ad-Din, hlm. 13.)
7. Syiah Beriktiqad bahawa Ahlus Sunnah Wal Jamaah adalah anak zina
Syiah beriktiqad, Ahlus Sunnah Wal Jamaah adalah anak zina kecuali mereka. Al-Kulaini meriwayatkan dalam al-Kafi bahawa manusia semuanya adalah anak zina kecuali Syiah kita.” (Ar-Raudhah min al-Kafi, hlm. 135.)
8. Ahlus Sunnah Wal Jamaah lebih hina dari anjing
Mulla Baqir al-Majlisi menulis :“Mereka (Nashibi atau ahli Sunnah) lebih jelik dari anak zina, sesungguhnya Allah tidak mencipta binatang yang lebih hina dari anjing tetapi Nashibi adalah lebih hina daripadanya lagi.” (8Haqqu al-Yaqin, jilid 2, hlm. 536.)
9. Nyawa dan harta Ahlus Sunnah Wal Jamaah adalah halal
Syiah menganggap harta ahli Sunnah adalah halal, boleh dicuri dan boleh dirampas. Mereka hanya perlu mengeluarkan khumus daripada harta Ahli Sunnah yang dirampas itu. At-Thusi meriwayatkan dari Abi Abdillah, kata beliau : “Ambillah harta Nashibi di mana sahaja kamu temui dan keluarkanlah 1/5 daripada harta yang diambil itu kepada kami.” (Tahzibu al-Ahkam, jilid 4, hlm. 122-123.)
“Daripada Daud bin Farqad, katanya aku bertanya kepada Abu Abdullah a.s.: Apakah hukumnya membunuh al-Nasibi- maksudnya ahli sunnah? Jawabnya: Halal darahnya, tetapi aku ingatkan engkau jika dapat hempapkan dinding atasnya atau engkau lemaskannya di dalam air maka lakukanlah supaya tidak dilihat oleh orang lain. Aku bertanya lagi: Apa pendapatmu tentang hartanya. Jawabnya: Binasakanlah apa sahaja yang engkau dapat lakukan.” (`Ilal al-Syara’i` halaman 601 cetakan Najaf)
Nikmatullah Al Jaziri, seorang ulama besar Syiah menulis dalam kitabnya :
Harus membunuh mereka (Ahli Sunnah) dan harta-harta mereka adalah halal.” (al-Anwar al-Nu`maniyyah (2/307)
10. Syiah menolak hadis-hadis sahih dan mencipta hadis palsu.
Syiah menolak hadis-hadis yang diriwayatkan oleh muhaddis Ahli Sunnah wal Jamaah, seperti Imam Bukhari, Muslim, Turmizi dan yang lainnya. Sebaliknya Syiah mencipta hadis palsu dan mendakwa Imam-imam mereka yang meriwayatkan hadis palsu berkenaan. Lebih-lebih lagi Syiah beriktiqad, Imam Syiah adalah maksum dan menerima wahyu. Keyakinan bahawa para imam maksum menjadikan semua perkataan yang keluar dari mereka adalah sahih. Maka tidak diperlukan menyandarkan sanadnya kepada Rasulullah s.a.w sebagaimana di kalangan Ahlu Sunnah wal-Jamaah. Lihat: Tarikh al-Imamiyah. Hlm. 140. oleh Abdullah Faiyad.
11. Syiah Mewajibkan Taqiyah
Taqiyah (dissimulation) adalah satu prinsip yang diyakini oleh syiah Imamiyah. Berpegang kepada taqiyah adalah wajib bagi setiap penganut Syiah. Ianya adalah satu sikap yang menyembunyikan kebenaran yang (kononnya) jika didedahkan akan membawa kemusnahan diri atau agama seseorang Syiah.[Al-Qummi, terjemahan Asaf .A Fyze. Hlm. 71.]
Pada mulanya taqiyah dilakukan kerana takut terjadinya penindasan dari pihak pemerintah. Tetapi selanjutnya diamalkan untuk menipu, berbohong dan seterusnya untuk menghalalkan sesuatu yang haram atau sebaliknya.
Orang-orang Syiah akan menyamar sebagai Ahli Sunnah secara taqiyyah untuk memerangkap Ahli Sunnah yang kurang faham akan agama mereka. Tujuannya supaya dapat dirosakkan fahaman, akidah dan amal ibadahnya.
Taqiyah sudah menjadi rukun Islam bagi Syiah.
“Taqiyah adalah agamaku dan agama nenek moyangku. Dan tidak beragama bagi sesiapa yang tidak bertaqiyah”.[ Usul Min Kafi. (2/219)]
12. Syiah mewajibkab nikah Mut’ah
Syiah menghidupkan amalan jahiliah atas nama Islam dengan mengemukakan syariah mut‟ah, meminjam dan menyewakan faraj dan menghalalkan amalan kaum Luth dengan isteri-isteri mereka. Kedudukan mut‟ah ini begitu penting dalam syariah Syiah . Seseorang itu tidak dianggap sebahagian dari mereka selagi ia tidak menganggap halal amalan mut‟ah.
Al-Kulaini meriwayatkan KONONNYA dari Ja‟afar bin Muhamad al-Baqir bahawa beliau berkata “Bukan dari kalangan kami orang yang tidak mempercayai raj‟ah (kebangkitan semula kami para Imam sebelum kiamat untuk menghukum orang yang menentang dan memusuhi Ahlul Bait) dan tidak menganggap halal mut‟ah kita.” [ Man La Yahdhuru al-Faqih, jilid 3, hlm. 458, Muntaha al-Amal-Syeikh Abbas al-Qummi, jilid 2, hlm.341.]
13. Syiah Menghalalkan Menyewa Faraj
Syiah berpendapat harus menyewakan faraj dan menghadiahkan kepada sahabat handai. At-Thusi meriwayatkan dari Abu Hasan bahawa dia berkata : “Aku bertanya Abi Abdillah A.S. tentang peminjaman faraj. Dia menjawab : “Tidak mengapa.” Dengan pembohongan dan pendustaan yang sedemikian itu pada hakikatnya Syiah mahu membuka pintu pelacuran dan perhubungan seks secara bebas tanpa sebarang sekatan dengan seluas-luasnya. [ Al-Istibsr, jilid 3, hlm. 141. ]
14. Syiah menghalalkan Liwat
Diriwayatkan juga dari Abu Hasan ar-Ridha (Imam Ma‟sum yang kelapan) satu riwayat yang lebih jelas dan lebih jelik daripada riwayat di atas, kerana at-Thusi meriwayatkan bahawa beliau (al-Ridha) ditanya oleh seseorang lelaki tentang seorang yang mendatangi isterinya dari belakang (pada dubur). Al-Ridha menjawab : “Satu ayat dalam kitab Allah telah menghalalkannya” [ Al-Furu‟ Min al-Kafi, jilid 5, hlm. 40, al-Istibsar, hlm. 243 – 244 ]
Begitulah SEBAHAGIAN dari kesesatan yang nyata ajaran Syiah.
Sesungguhnya ajaran Syiah ini adalah sesat, menyesatkan, rosak aqidah, terkeluar dari Ahlus Sunnah Wal Jamaah dan dilaknat ALLAH.
Wallahua’lam